Mengenang Sejarah Melalui Napak Tilas

KontraS Aceh bersama Alumni Sekolah HAM melakukan napak tilas yang bertujuan untuk pembelajaran atau mengenang peristiwa pelanggaran HAM masa lalu yang pernah terjadi di Banda Aceh dan Aceh Besar. Rute perjalanan napak tilas meliputi 3 titik peristiwa penembakan tokoh Aceh dan 1 titik bekas lembaga pemasyarakatan di Keudah.

  1. Lokasi peristiwa penembakan terhadap tokoh Aceh, HT Djohan pada Kamis, 10 Mei 2001. Informasi yang dihimpun dari kalangan masyarakat menyebutkan, almarhum meninggal saat perjalanan pulang usai melaksanakan shalat magrib dari Masjid Raya Baiturrahman. Penembakan terjadi sekitar 50 meter menjelang sampai di rumahnya (Acehtrend,10 Mei 2018). Sosok yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh (1987-1992) itu pun meninggal di tempat setelah terkena tiga luka tembak di bagian kepala. Kepolisian Daerah Aceh sempat memeriksa 12 saksi dalam kasus penembakan Tengku Djohan, Namun, hingga kini polisi belum menemukan pelaku penembakan tersebut.
  2. Penjara Keudah, berlokasi di kecamatan Kuta Alam, tepat di persimpangan usai turunan jembatan Peunayong ke arah Merduati. Dulunya tempat tersebut dijadikan ruang tahanan bagi ratusan narapidana dari kalangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Nama sosok yang paling dikenal pernah mendekam di penjara tersebut adalah juru runding GAM, Irwandi Yusuf.Pada Januari 2004 silam, sekitar 54 dari 143 narapidana GAM yang ditahan di Penjara Keudah diboyong ke Jawa Tengah, sebelum akhirnya ditempatkan secara terpisah, sebagian mereka ada yang ke Nusakambangan, ke Jawa Tengah, hingga ke Lhokseumawe (Tempo, 22 Januari 2004). Kabarnya, ada lima orang juru runding yang ikut dipindahkan saat itu.

    Penjara Keudah ikut roboh akibat gempa dan terjangan gelombang Tsunami pada 26 Desember 2004 silam. Tokoh pejuang GAM, Munawar Liza Zainal pernah bercerita mengenai peristiwa ini,

    “…bahwa ketika gempa besar melanda Aceh, para tahanan di dalam penjara Kedah, Banda Aceh, banyak yang melarikan diri ke arah pintu. Tengku Agam (Irwandi Yusuf) yang pernah belajar di pantai Barat Amerika, daerah yang sering dilanda gempa, teringat kepada fenomena Tsunami. Langsung mencari mushalla dan naik ke atas atap, tidak panik mengikuti tahanan lain yang lari ke pintu. Ketika gelombang tinggi menerjang, sempat terperangkap di atap mushalla yang tertutup. Namun dengan kuasa Allah, dapat meninju atap sampai tembus, akhirnya bisa selamat sampai ke atas atap.

    Dari atap itulah, Tengku Agam melihat penjara Kedah dengan bangunan dan semua apa yang ada, tersapu ke laut….”

    Peristiwa Tsunami pada tahun 2004 pula yang memusnahkan bangunan tersebut. Karena setelahnya, tidak ada satu bangunan pun yang pernah berdiri di lokasi itu lagi.

  3. Lokasi penembakan terhadap Rektor Unsyiah, Dayan Dawood di Jl. T. Daud Beureueh, kawasan Lampineng, Kamis (6 September 2001) siang sekitar pukul 14.50 WIB. Dua orang pengendara sepeda motor yang menembak Dayan. Kala itu, ia sedang dalam perjalanan pulang dari kampus Unsyiah menuju kediaman.Menurut Misran yang juga sopir korban, pelaku melepas dua tembakan yang mengenai kaca jendela belakang sebelah kiri mobil. Lantas, tembakan yang diduga berasal dari senjata laras panjang itu mengenai pipi dan pundak kiri korban. Selepas menembak, dua pelaku langsung melarikan diri ke arah kota.

    Sebelum meninggal, Dayan sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Dokter Zainal Abidin, Banda Aceh, yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian. Tapi, tak lama berada di rumah sakit, korban meninggal dunia (Liputan6, 7 September 2001).

  4. Lokasi penembakan terhadap tokoh ulama sekaligus Rektor IAIN Ar-Raniry, Prof. Safwan Idris di kediamannya di kawasan Darussalam, Banda Aceh. Peristiwa tersebut terjadi pada 16 september 2000.Dari keterangan polisi dan pihak keluarga, ada 2 pelaku yang datang ke rumah Safwan sekitar pukul 06.45 WIB. Mereka menggunakan satu sepeda motor, pelaku yang berpura-pura sebagai mahasiswa, ditaksir berusia 25 tahun, dipersilakan masuk ke ruang tamu oleh istri almarhum. Tak lama kemudian, laki-laki tersebut menembak Safwan tepat di bagian leher dan rahang. Safwan Idris langsung rebah dan meninggal di tempat.

[ngg src=”galleries” ids=”5″ display=”basic_slideshow”]

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDID
Scroll to Top